Saturday, March 19, 2011

Malam Ini Fenomena Bulan Supermoon, Banjir Rob Mengancam

Malam ini, Sabtu 19 Maret 2011, sebuah fenomena antariksa menarik akan terjadi. Bulan akan berada dalam jarak terdekatnya dengan Bumi dalam kurun waktu 18 tahun. Bulan hanya akan berjarak 221.567 mil atau 356.578 kilometer.

Supermoon sendiri bukanlah istilah dalam astronomi, melainkan dalam astrologi. Kalangan astrolog biasanya mengidentikkan supermoon dengan kekuatan jahat atau bencana. Seorang astrolog bernama Richard Nolle, misalnya, memperkirakan bahwa fenomena supermoon 2011 kali ini akan menimbulkan bencana gunung berapi dan badai.

Dalam dunia astronomi, Bulan bisa berada di titik terjauh dan terdekat dengan Bumi. Titik terjauh dikenal dengan apogee, sedangkan titik terdekat dikenal dengan perigee. Saat Bulan mencapai titik terdekat atau perigee inilah, fenomena yang dikenal dengan supermoon terjadi.
Isu supermoon akhir-akhir ini mengemuka di sejumlah media internasional. Sejumlah kalangan meyakini bahwa fenomena ini mengakibatkan bencana alam hebat seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi. Gempa bumi 8,9 Skala Ritcher dan tsunami 13 kaki yang menghantam Jepang 11 Maret 2011, seperti mengkonfirmasi teori supermoon ini.


Para pengamat mengakui fenomena supermoon tersebut berdampak pada situasi Bumi.

Meskipun demikian, terhadap terjadinya bencana yang dikaitkan dengan fenomena Supermoon ini, para ahli berpendapat bahwa perlu kajian ilmiah untuk membuktikannya.

Menurut peneliti senior astronomi dan astrofisika di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Profesor Dr. Thomas Djamaludin seperti dikutip dari INILAH.COM, istilah Bulan Super (Super Moon) hanya dikenal di dunia astrologi berdasarkan konfigurasi benda-benda langit sehingga tidak didasari analisis ilmiah. Namun, tetap saja fenomena itu berdampak pada Bumi.

“Ini akan meningkatkan efek pasang surut air laut di mana air laut akan lebih tinggi dari rata-rata. Terkait dengan gempa, kita harus berhati-hati menganalisisnya. Memang sempat ada dugaan hubungan antara dua kejadian itu tapi perlu kajian ilmiah lebih lanjut,” ujar Thomas Djamaluddin.


Efek pasang surut bulan menurutnya, akan melepas energi yang memicu gempa. Tapi tetap saja, sebab utama gempa adalah pergeseran lempeng. Terkait dampak signifikan fenomena Bulan Super, Thomas memperingatkan keberadaan cuaca buruk yang bisa menyebabkan banjir rob.

“Biasanya bila ada cuaca buruk, otoritas yang bertanggung jawab seperti BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) pasti akan selalu memberi peringatan. Tapi faktor utama cuaca buruk dan pasang surut yang memperburuk keadaan,” ujar Thomas lagi.

Beberapa bencana alam yang dikaitkan dengan peristiwa supermoon ini adalah angin topan tracy di tahun 1974 dan badai Katrina di Tahun 2005.

Untuk penampakan, bulan lebih besar 7% dari rata-rata namun sulit untuk dilihat dengan mata telanjang. Jika kita menggunakan teleskop, maka bisa melihat saat magrib pada 19 Maret dan titik puncak pada dini hari 20 Maret jam 2:10 WIB.

Dan bagi anda di wilayah Yogyakarta ataupun di daerah yang saat ini berlangsung hujan deras, siap-siap untuk kecewa karena bulan malam ini akan sulit untuk menampakkan diri namun bila terjadi anda dalam posisi yang sangat beruntung.

source

No comments:

Post a Comment