Monday, April 25, 2011

10 Angkringan Paling Laris di Yogyakarta

Sejarah angkringan di Jogja merupakan sebuah romantisme perjuangan menaklukan kemiskinan. Angkringan di Jogjakarta dipelopori oleh seorang pendatang dari Cawas, Klaten bernama Mbah Pairo pada tahun 1950-an. Cawas yang secara adminstratif termasuk wilayah Klaten Jawa Tengah merupakan daerah tandus terutama di musim kemarau.


Tidak adanya lahan subur yang bisa diandalkan untuk menyambung hidup, membuat Mbah Pairo mengadu nasib ke kota. Ya, ke sini, ke Jogjakarta. Mbah Pairo bisa disebut pionir angkringan di Jogjakarta. Usaha angkringan Mbah Pairo ini kemudian diwarisi oleh Lik Man, putra Mbah Pairo sekitar tahun 1969. Lik Man yang kini menempati sebelah utara Stasiun Tugu sempat beberapa kali berpindah lokasi. Seiring bergulirnya waktu, lambat laun bisnis ini kemudian menjamur hingga pada saat ini sangat mudah menemukan angkringan di setiap sudut Kota Jogja. Angkringan Lik Man pun konon menjadi yang paling dikenal di seluruh Jogja, bahkan di luar Jogja.

Berbeda dengan angkringan saat ini yang memakai gerobak, diawal kemunculannya angkringan menggunakan pikulan sebagai alat sekaligus center of interest. Bertempat di emplasemen Stasiun Tugu Mbah Pairo menggelar dagangannya. Pada masa Mbah Pairo berjualan, angkringan dikenal dengan sebutan ting-ting hik (baca: hek). Hal ini disebabkan karena penjualnya berteriak “Hiiik…iyeek” ketika menjajakan dagangan mereka. Istilah hik sering diartikan sebagai Hidangan Istimewa Kampung. Sebutan hik sendiri masih ditemui di Solo hingga saat ini, tetapi untuk di Jogja istilah angkringan lebih populer.

Berikut 10 angkringan paling laris di Jogja:

10.Ankringan utara uii

9.Angkringan depan rektorat uny

8.Ankringan mandala krida

7.Angkringan klebengan

6.Ankringan bawah flyover janti

5.Angkringan barat amplaz

4.Angkringan depan GOR UNY

3. Angkringan tugu pak lik man
Angkringan Lik Man merupakan angkringan legendaris, sebab pedagangnya adalah generasi awal pedagang angkringan di Yogyakarta yang umumnya berasal dari Klaten. Lik Man yang bernama asli Siswo Raharjo merupakan putra Mbah Pairo, pedagang angkringan pertama di Yogyakarta yang berjualan sejak tahun 1950-an. Warung berkonsep angkringan yang dulu disebut 'ting ting hik' diwariskan kepada Lik Man tahun 1969. Sejak itu, menjamurlah angkringan-angkringan lain.
Begitu sampai di angkringan yang buka pukul 18.00 ini, anda bisa memesan bermacam minuman yang ditawarkan, panas maupun dingin. Pilihan minuman favorit adalah Kopi Joss, kopi yang disajikan panas dengan diberi arang. Kelebihan kopi itu adalah kadar kafeinnya yang rendah karena dinetralisir oleh arang. Tak usah khawatir itu hanya mitos, sebab Kopi Joss lahir dari penelitian mahasiwa Universitas Gadjah Mada yang kebetulan sering nongkrong di Angkringan Lik Man.

2.Angkringan depan KR, pak Jabrik - Mangkubumi (Depan KR. Jl. Mangkubumi)
Agkringan pak Jabrik, berlokasi di halaman kantor Harian Kedaulatan Rakyat jalan Mangkubumi kawasan Malioboro Tugu. Setiap malamnya angkringan ini selalu ramai pengunjung, yang kebanyakan adalah anak muda.
Gerobak angkringan berada di trotoar jalan Mangkubumi berbagi dengan areal parkir motor, namun tidakah sesak karena trotoar jaLan Mangkubumi tipikalnya sama dengan Malioboro yang lebar.

Pelanggan angkringan bisa duduk menempati beberapa kursi taman yang ada di trotoar jalan, selain kursi gerobak angkringan dan teras kantor Kedaulatan Rakyat.
Karena tempat yang luas, angkringan ini memang cocok kalau untuk nangkring ramai-ramai.
Menu yang ada adalah standar menu angkringan, nasi kucing dan berbagai macam kue dan gorengan, serta lauk pendamping nasi kucing.

Satu mungkin yang agak berbeda, lampu di teras kantor Kedaulatan Rakyat cukup terang, berbeda dengan umumnya angkringan yang biasanya mempunyai penerangan dengan lampu kuning yang agak redup.
Mungkin beberapa orang tidak suka nangkring dengan penerangan yang lebih seperti di sini, apapun itu angkringan ini merupakan salah satu angkringan yang selalu ramai pelanggan setiap malam. Buka dari jam 4 sore sampai jam 2 malam.

1.ANGKRINGAN KALI CODE
Disudut kota jogja terkenal sebuah tempat nongkrong bernama angkringan kali code. Bukan nongkrong di kali maksudnya. Angkringan ini terletak di pinggir sepanjang kali code yogyakarta. Untuk lokasinya sangat strategis, wajar makanya setiap malem angkringan ini selalu ramai dikunjungi oleh orang terutama anak muda. Rata-rata mereka disana hanya ingin nongkrong, sharring pikiran dengan teman, ataupun bermain kartu (tapi bukan judi loh). Warung di kali code mulai bermunculan sekitar tahun 2004. Ada sekitar 14 warung yang berdiri di sekitar kali code.

Menu spesial dari warung ini adalah kopi joss dan teh poci. Sedangkan makanan biasanya indomie, roti bakar, pisang,dan kentang. Harga yang ditawarkan untuk segelas kopi joss adalah Rp 2.000, sedang teh poci bisa dinikmati dengan Rp 4.000. Minuman lainnya seperti es teh, es jeruk pun ditawarkan rata-rata seharga Rp 1.500. Cukup murah kan...??
Warung ini juga menjajakan nasi angkringan, sate usus, dan ceker ayam yang merupakan titipan dari tempat lainnnya. Warung Misbar memiliki enam karyawan, yang masuk tiap hari dan libur bergantian.
source

Top 10 Longest Bridge in Indonesia

10. Kutai Kartanegara Bridge (580 m)

This bridge is located in the aquatic mammal, East Kalimantan. The unique thing of this bridge is the Bridge was built like the Golden Gate Bridge located in San Francisco. However, this bridge was not included sequence of 10. According to the author's knowledge and experience when to Bandung, the writer tries to observe the major bridges in Cipularang Toll Road, Bridge Cipada that connects between the hill has a length of about 600 m.

9. Kahayan Bridge (640 m)

This bridge is located in Central Kalimantan. The length of this bridge 640 m and a width of 9 meters. This bridge connects North Barito regency with South Barito.

8. Tengku Fisabilillah Bridge /Barelang (642 m)

This bridge is located in Batam. This bridge is also called Barelang Bridge, which is an extension of Batam, Rempang, and Galang. Another name of this bridge is the Bridge Habibie, because he who initiated this bridge.

7. Rumpiang Bridge (753 m)

This bridge is located in Banjarmasin and Barito river crossing. This bridge connecting Banjarmasin with Muarabahan. This bridge uses a curved steel construction in the middle.

6. Mahulu (789 m)

This bridge is located in Samarinda and across the river Mahakam. This bridge connects with the Samarinda Samarinda Seberang. This bridge has a length of 789 m and a width of 11 m. In addition, the water level of the river by this bridge to reach 18 m.

5. Barito Bridge (1082 m)

This bridge is located in Banjarmasin, South Kalimantan. This bridge has a length of 1082 m and a width of 10.37 m. Water level of the river and a bridge that is 15-18 feet.

4. Ampera (1117 m)

This bridge is located in Palembang, South Sumatra. The bridge crossing the River Musi. One thing that is proud, but unfortunately, this bridge has a mechanism for lifting the bridge whenever there are large ships that pass underneath, and this is the only bridge that has such a mechanism. However, now such a mechanism can not be reused.

3. Tengku Agung Sultanah Latifah Bridge/Siak (1196 m)

This bridge is located in the capital of Riau Province. This bridge has a length of 1196 m and a length of 16.95 m. This uniquely contained in this bridge is on top of this pier there is a restaurant. In the restaurant we can see stunning views of the city of Riau.

2. Pasupati Bridge (2147 m)

This bridge is located in the city of Bandung. The bridge is a new icon of this city has a length of 2147 m and a width of 21.53 m. This bridge can overcome the congestion that often occurs in the area.

1. Suramadu Bridge (5.438 m)

As has been predicted by all my friends, is the longest bridge in Indonesia Bridge. The bridge connecting the island of Java with Madura Island has a long 5483 m and a width of about 30 m.
source